SANG FAJAR TEMPAT BERKREASI TANPA HENTI

Sabtu, 11 November 2017

HIV/AIDS dan ODHA

   Adanya peringatan HARI AIDS sedunia setiap tanggal 1 Dessember ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang di sebapkan oleh virus HIV.

   HARI AIDS sedunia pertamakali di cetuskan pada Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi masyarakat untuk program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia di Geneva Swis. Bunn dan Netter menyampaikan ide mereka kepada Dr. Jonathan Mann, Direktur Program AIDS Global (kini dikenal sebagai UNAIDS). Dr. Mann menyukai konsepnya, menyetujuinya dan sepakat dengan rekomendsi bahwa peringatan pertama hari AIDS sedunia akan diselenggarakan pada 1 Dessember 1988.


   Bunn dan Netter merasa bahwa 1 Desember cukup lama setelah pemilu dan cukup dekat dengan libur Natal sehingga, pada dasarnya, tanggal itu adalah tanggal mati dalam kalender berita dan dengan demikian waktu yang tepat untuk Hari AIDS Sedunia


   Semenjak itulah, Tanggal 1 Desember dikampanyekan sebagai Hari AIDS Sedunia. pada Tahun 1996, Program Bersama PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) mulai bekerja dan mengambil alih perencanaan dan promosi Hari AIDS Sedunia. Badan baru ini tidak hanya memusatkan perhatian pada satu hari saja, tetapi juga menciptakan Kampanye AIDS Sedunia pada 1997 untuk melakukan komunikasi, pencegahan dan pendidikan sepanjang tahun. Sejak dibentuknya hingga 2004, UNAIDS memimpin kampanye Hari AIDS Sedunia, memilih tema-tema tahunan melalui konsultasi dengan organisasi-organisasi kesehatan global lainnya. Dan pada Tahun 2004, Kampanye AIDS Sedunia menjadi organisasi independen.




   HIV (Human Immunodeficiency Virus) sebenarnya adalah virus bukan penyakit atau bakteri yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), AIDS sendiri adalah suatu kumpulan gejala dan infeksi yang biasa di sebut dengan istilah syndrom.

   Virus HIV ini menyerang pada sistem kekebalan tubuh manusia yang menyebapkan tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa adanya pengobatan, seorang terkena virus HIV mampu bertahan hidup selama 9 - 11 Tahun setelah terkena infeksi.

   Infeksi HIV muncul dalam 3 tahap.

  1. Tahap pertama

    Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita sakit mirip flu. Setelah ini, HIV tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun. Gejala flu ini akan muncul setelah beberapa minggu terinfeksi. Masa waktu inilah yang sering di sebut sebagai serokonversi.
  2. Tahap kedua

    Setelah gejala awal menghilang, biasanya HIV tidak menmbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun - tahun (masa jendela). Ini adalah tahapan ketika infeksi virus HIV berlangsung tanpa menimbulkan gejala. Virus yang ada terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Pada tahapan ini, orang yang ter infeksi (ODHA) akan merasa sehat dan tidak ada masalah. lama tahapan ini bisa berjalan sekitar 10 tahun atau bahkan bisa lebih.
  3. Tahap ketiga

    Jika tidak ditangani, HIV akan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Dengan kondisi ini, ODHA akan lebih muda terserang penyakit serius. Tahap akhir ini lebih dikenal sebagai AIDS.
   Virus ini tidak mudah menular seperti virus batuk dan flu. HIV hidup dalam darah dan beberapa cairan tubuh. Tapi cairan seperti air liur, keringat, atau urin tidak bisa menularkan virus ini ke orang lain. Cairan tubuh yang bisa menularkan HIV ke orang lain adalah darah, ASI, seperma, cairan vagina, dan termasuk darah menstruasi. HIV tidak menular dengan cara berciuman, gigitan serangga, bersin, berbagai perlengkapan mandi, handuk, memakai toilet, tempat makan atau kolam renang yang sama. Cara utama HIV masuk kedalam tubuh kita adalah melalui luka terbuka kulit, memakai jarum suntik yang sama, dan berhubungan sek.



   Di Indonesia penyakit ini sering di anggap oleh masyarakat sebagai penyakit "nista". karena itu banyak orang yang memiliki resiko tertular HIV tapi enggan memeriksakan diri, bahkan tidak sedikit yang sudah tertular tidak mau berobat. Kementrian kesehatan menilai stigma dan diskriminasi terhadap ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) masih tinggi di Indonesia. Akibatnya ODHA cenderung terisolasi secara sosial.

   Masih banyak mitos yang di percaya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang salah mengenai penyebaran HIV seperti berpelukan, berciuman, berbagi alat makan, menggunakan WC, kolam renang bersama hingga gigitan nyamuk. Adanya mitos ini di akibatkan oleh masih banyak masyarakat yang masih belum tau bahwa HIV bukan virus yang hidup di udara, kotoran atau tinja dan tidak mudah menular.

   Selain itu virus HIV tidak dapat bertahan lama di luar tubuh manusia dan memerlukan cairan tubuh, terutama darah. Oleh karena itu berhubungan sosial dengan penderita HIV (ODHA) tidak akan membuat orang terinfeksi HIV.

Share:

SANG FAJAR

Pengikut

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *